Selasa, 01 April 2008

DMS=Diesel Machine Syndrome di Timor Loro Sae

Istilah itu memang istilah yang dibuat oleh kami sendiri, aku dan teman-teman seangkatan kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Timor Timur (waktu Timor Timur masih bergabung dengan NKRI). Dosen dan asisten dosen pembimbing lapangan kami menggunakan mobil bermesin diesel yang disewa sebagai sarana transportasi selama di Timor Timur. Tentu saja, tujuannya antara lain untuk memantau para mahasiswa KKN: apakah para mahasiswa menjalankan tugasnya dengan baik atau malah menggunakan kesempatan di Timor Timur untuk berpiknik ria.
Suara mesinnya sangat khas. Sehingga begitu mendengar suara mesin mobil tersebut, kami langsung pasang aksi serius menjalankan tugas masing-masing. Itulah mengapa kami membuat istilah DMS. Diesel Machine Syndrome.
Dasar kami ini bandel-bandel, ada saja cara kami untuk curi-curi kesempatan kumpul bareng, lepas sejenak dari rutinitas tugas KKN. Acaranya, apalagi kalau bukan hahahihi bersama. Topiknya macam-macam, tapi topik yang tidak pernah absen adalah membicarakan kelakuan para APL (asisten pembimbing lapangan). Para APL ini kadang memang agak menyebalkan. Lebih sok daripada dosennya. Teman-teman sering berimajinasi, kira-kira bagaimana isi pembicaraan para APL yang berjumlah tiga orang itu ketika memantau kami. Saat itu, alat komunikasi canggih yang bisa mereka gunakan adalah handy talky. Belum ada handphone, sih. Begini imajinasi kami:
APL I : Elang II laporkan posisi pada Elang I. Ganti.
APL II : Elang II lapor: saat ini Elang II dan Elang III sedang di depan Balaikota. Ganti.
APL I : Elang II, bagaimana keadaan di Balaikota? Ganti.
APL II : Elang II lapor: tidak terlihat anak-anak ayam di Balaikota. Nampaknya mereka ada di kandang masing-masing.
Begitulah. Imajinasi itu cukup menghibur kami. Bahwa kami berhasil lolos dari sergapan para Elang. Asal tahu saja, para Elang ini rajin beroperasi karena konon mereka akan mendapat bonus bila berhasil mengeluarkan SP alias Surat Peringatan. Konon juga, bonusnya berupa uang yang jumlahnya lumayan kalau dikumpulkan. Para Elang akan kesulitan memantau anak-anak ayam kalau kami tidak menuliskan pesan di dalam DAFTAR MENINGGALKAN POSKO. Ah, kami kan tinggal beralasan, lupa menuliskan karena buru-buru ada program mendadak yang harus dijalankan. Kebohongan memang biasanya ditutupi dengan kebohongan, kan?!
Tapi tidak selamanya, kok kami harus berbohong. Aku dan Darsono, temanku satu kelompok (kelompok KKN kami hanya berdua-dua), pernah dengan gagah berani menuliskan pesan di DAFTAR MENINGGALKAN POSKO begini:
Tanggal : 30 Juli 1996
Jam : 10.00 WIT - selesai
Nama : Vita dan Darsono
Tujuan : Pantai Kelapa
Keterangan : Refreshing. Sedang pusing!!!
Saat kami sedang asyik bermain di pantai yang berpasir putih, berair biru jernih (sayang sekali, sekarang bukan lagi bagian dari negara Indonesia tercinta), kami mendengar suara mesin yang khas itu. Dari balik bukit pasir, kami berdua mengintip. Wah, benar! Para Elang sedang beroperasi!

v.a

Tidak ada komentar: